POPULASI gajah sumatra( Elephas maximus sumatranus) di Provinsi Riau lalu hadapi penyusutan dari 20 tahun terakhir serta terus menjadi di ambang kepunahan. Lalu berkurangnya jumlah gajah sumatra ini, di akibatkan banyaknya bentrokan dengan orang, pelacakan buas, serta berkurangnya area hutan yang lalu di memangkas serta dijadikan areal perkebunan kelapa sawit, jalur tol, dan perumahan.
Bagi informasi dari BKSDA Riau, jumlah gajah sumatra yang terdapat di Privinsi Ria
saat ini cuma dekat 300 akhir. Jumlah ini jauh menurun sepanjang 20 tahun terakhir, persisnya menurun sebesar 69%.
Usaha pengamanan gajah sumatra diucap bukan perihal yang gampang. Paling utama sebab kemampuan bentrokan dengan orang pula terus menjadi bertambah, bersamaan dengan berkurangnya besar lingkungan gajah sumatra.
Salah satu metode yang dipakai buat melindungi populasi gajah sumatra merupakan dengan memakai teknologi pelayaran GPS Collar, ataupun kalung pendeteksi kehadiran gajah melalui GPS.
Dari sistem GPS Collar ini kehadiran gajah sumatra jadi dapat terpantau serta Bentrokan gajah dengan orang dapat dijauhi.
Bagi informasi dari Rimba Binatang Foundation selama tahun 2021 hingga tahun 2023 ada 178 jumlah bentrokan gajah dengan orang. Sebesar 156 antara lain bisa ditangani dengan bagus berkah teknologi GPS Collar ini.
POPULASI gajah sumatra
Tidak hanya GPS Collar, buat menghindari bentrokan gajah dengan orang, Pertamina Asal Rokan Bersama KLHK, BKSDA serta RSF, membina warga dusun yang terletak di rute perlintasan gajah, lewat program Agrofrorestri.
Sedangkan itu, bagi informasi dari Forum Wartawan Area( FJL) Aceh tahun 2022, populasi gajah sumatra dikala ini berkisar 1. 600 sampai 2. 000 orang yang terhambur di provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu serta Lampung
Berita terbaru agus akan masuk penjara => Suara4d